Apakah pernikahan butuh cinta ?
Bagaimana jika di dalamnya tidak kita temukan cinta ? Sedangkan kita mesti
menikah karena memang sudah waktunya. Keluarga, masyarakat juga agama
mengarahkan ke sana, berdesak-desakan secara tersirat. Maka pernikahan mesti
digelar.
Karena itu, catatan-catatan usang dibuka, dibaca dengan
dada yang biasa agar tak ada lagi rahasia. Bukankah apa-apa yang tersembunyi
hanya akan menghantui sepanjang hidup ? Terlebih luka, juga khianatan, semacam
tabung gas tiga kilogram yang masih aktif, sedangkan mulut gemar menghisap
rokok.
Siapa tak merasa terancam…
Ini hanya catatan-catatan perjalanan. Sangat biasa, dan
jauh dari fantastis. Semacam mengakuan seseorang oernah tersesat, sangat jauh
dan hampir lupa pulang. Lalu kaki-kaki mengantar pada dosa. Ah, siapa yang
mesti disalahkan ? Sedangkan pernikahan telah di mata, tak boleh ada rahasia,
atau luka akan menjadi semakin dalam!
Jadi, apakah pernikahan butuh cinta ? Bagaimana jika di
dalamnya tidak kita temukan cinta ? Sebab seseorang yang lain telah membawanya.
Seseorang dengan kelamin yang sama.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar